Minggu, 15 Februari 2015

Foia Gras,si enak yang menyedihkan


Foie Gras, Hidangan Mewah Penuh KontroversiFoie gras, selalu jadi hidangan mewah di restoran khas Perancis. Ini bukan tanpa alasan. Proses mendapatkannya memang cukup panjang rumit, dan penuh kontroversi.


Rasa foie gras yang sangat lezat, disebut-sebut datang dari penderitaan angsa-angsa. Untuk mengembangkan lemak hatinya, angsa atau bebek dipaksa makan secara terus menerus.
Ini dilakukan hingga beratnya mencapai 700 hingga 900 gram dari berat normalnya yaitu 85-70 gram. Caranya, dengan menaruh pipa logam yang mengalirkan makanan melewati tenggorokan ke perut angsa.
Proses ini, seperti dilansir dari Telegraph,  dinamakan force-feeding atau proses memberi makanan berlebihan yang dilakukan empat kali sehari pada empat atau lima bulan sebelum angsa tersebut dipotong. Makanan yang diberikan biasanya terbuat dari jagung. Hasilnya, untuk berat satu kilogram hati mencapai 100-200 Euro, atau dalam rupiah sekitar Rp1 juta hingga 2 juta. 

Selama bertahun-tahun, Fortnum & Mason, salah satu toko yang masih menjual foie gras telah mencoba untuk menipu publik untuk percaya bahwa foie gras yang mereka jual adalah makanan yang layak. Itu karena tidak diambil dari angsa yang diternak dengan cara keji serta diberi makan dengan cara dipaksa.
Tapi Fortnum & Mason selalu menolak menyebutkan nama pemasoknya dengan alasan tidak mau menimbulkan keributan dengan pihak yang kontra terhadap foie gras. Hingga kemudian, Organisasi Perlindungan Hewan (PETA) berhasil membuktikan bahwa klaim toko tersebut ternyata palsu.
Penyidik dari PETA mengunjungi peternakan yang memasok foie gras bagi Fortnum & Mason, Georges Bruck. Mereka, seperti diberitakan Daily Mail, merekam video yang mengungkapkan kondisi para angsa yang sangat menyedihkan.
Angsa yang dipelihara untuk menghasilkan foie gras menghabiskan dua minggu terakhir hidup mereka di kandang yang sempit. Kondisi tersebut secara tidak langsung memaksa angsa-angsa itu untuk terus berdiri di satu posisi agar tidak mengeluarkan energi dan makanan yang diberikan secara berlebihan cepat menjadi lemak.
Mereka mengatakan bahwa walaupun tidak dilakukan force-feeding, angsa atau bebek tetap saja berakhir di rumah jagal untuk dipotong dan dikonsumsi oleh manusia. Sementara menurut PETA, foie gras dianggap sebagai makanan yang tak sehat bagi manusia karena mengandung lemak yang tinggi. Faktanya, tiap 60 gram foie gras mengandung 25 gram lemak dan 85 miligram kolesterol.

Fortnum & Mason mengklaim mereka memilki foie gras dengan kualitas"Gold Standards" dan membuat banyak orang berpikir bahwa angsa yang digunakan untuk memproduksi makanan mewah khas Prancis ini menjalani hidup indah di sebuah peternakan Prancis, di mana kesejahteraan mereka terjamin. 
Kondisi ini membuat kaki angsa membengkak karena harus berdiri terus menerus. Banyaknya pihak yang mengecam hal tersebut membuat hidangan berbahan foie gras tidak bisa dinikmati di berbagai negara seperti Turki, Denmark, Israel dan sebagainya.
Namun, foie gras tetap diproduksi di beberapa negara secara besar-besaran. Para pihak yang pro akan kontroversi ini menganggap cara mendapatkan hati angsa dengan memaksa angsa makan berlebihan adalah salah satu seni kuliner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar